Files
Abstract
Danau Tempe merupakan danau tektonik yang menjadi ekosistem ideal bagi perkembangbiakan ikan air tawar bahkan memiliki spesies endemik beberapa ikan air tawar. Kekayaan alam hayati ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kompleksitas sistem sosial masyarakat di Danau Tempe berdasarkan paradigma fakta sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Rapid Rural Appraisal (RRA) dan Metode Fenomenologi. Sistem sosial masyarakat di Danau Tempe berdasarkan Teori Luhmann merupakan sistem autopoetic, dimana karakter yang ada menghasilkan elemen dasar yaitu adat istiadat yang yang menjadi tuntunan dan pedoman secara turun temurun dalam menata hubungan-hubungan kemasyarakatan demi terciptanya dan terpeliharanya hubungan fungsional diantara masyarakat. Karakter yang lain adalah sistem mata pencaharian ganda masyarakat yaitu petani pada kondisi normal (K2) dan musim kemarau (K3) dan nelayan pada musim hujan (K1). Sistem pemanfaatan ini dipertahankan sampai sekarang. Perubahan yang terjadi hanya pada struktur internal yaitu pada awalnya di atur oleh raja sebagai pemangku kepentingan kemudian diganti oleh pemerintah Kabupaten Wajo. Aturan yang dibuat dalam bentuk zonasi tangkapan yaitu zona konservasi (Paco Balanda) zona terbatas (Palawang) zona bebas (Langga), zonasi garapan berupa hak guna lahan bagi masyarakat (tanah koti).